Dewasa ini persaingan antara sumber daya manusia semakin hari semakin terasa
sangat ketat, hal ini tidak terlepas dari perkembangan dunia yang menuntut tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya di
tentukan oleh berapa lama manusia tersebut mengenyam pendidikan formal maupun non
formal, sebab melalui pendidikan manusia akan menjadi tahu dariapa yang mereka tidak
ketahui.
Jejang pendidikan di negara kita sudah sangat memadai mulai dari Sekolah
dasar sampai ke perguruan tinggi, tinggal bagaimana para peserta didik bersedia
mengikuti serta mentaati semua kurikulum yang ada pada lembaga pendidikan, setelah
para peserta didik bersedia untuk didik serta dibina maka kesiapan lembaga
pendidikanlah yang pada akhirnya menentukan kualitas peserta didiknya setelah mereka
selesai mengenyam pendidikan pada lembaganya masing-masing.
Persaingan antara lembaga pendidikan khususnya sekolah menengah atas kian
hari kian kuat saja, hal ini memaksa sekolah-sekolah yang ada berlomba-lomba
menawarkan pelayanan terbaik bagi calon peserta didiknya. Persaingan yang kian
menguat tidak akan menjadi masalah besar bagi sekolah-sekolah yang notabenenya milik
pemerintah atau negeri, sebab untuk sekolah negeri mereka mendapatkan bantuan faslitas
dari pemerintah di bandingkan dengan sekolah swasta.
Sejalan dengan perkembangan dunia teknologi setiap sekolah dituntut untuk
memasukan teknologi khususnya teknologi informasi sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan di sekolah bersangkutan, dengan masuknya teknologi informasi kedalam
kurikulum sekolah diharapkan lulusannya kelak memiliki keterampilan lain disamping
pengetahuan-pengetahuan inti yang mereka dapatkan selama mengikuti proses
pembelajaraan di sekolah.
Masuknya teknologi informasi pada setiap sekolah juga dapat meningkatkan
daya saing sekolah bersangakutan dengan sekolah lain, betapa tidak dengan adanya
teknologi informasi segala informasi yang berkaitan dengan sekolah akan mudah dan
cepat di akses bagi mereka yang membutuhkan khususnya calon siswa baru.
Disamping hal tersebut diatas teknologi informasi pun akan dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi bagi para pemegang kebijakan di sekolah untuk mengambil
keputusan yang tepat sehingga sedini mungkin kesalahan akan dapat diminimalisir.
B. Pengertian dasar dan azaz sistem informasi
1. Pengertian dasar Sistem Informasi
Keterpaduan informasi merupakan hasil yang diharapkan dari upaya
pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu, perlu lebih dahulu
dikemukakan beberapa pengertian dasar dan azaz-azaz sistem informasi.
Sistem diartikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berkaitan
untuk secara bersama-sama menghasilkan satu tujuan. Mengenai hirarki
pengelompokkannya, dapat dikemukakan bahwa apabila suatu komponen di
dalam suatu sistem membentuk sistem sendiri maka komponen ini dinamakan
subsistem dan seterusnya sehingga akan ada nama-nama modul, submodul,
aplikasi dan subaplikasi. Hirarki ini berlaku relatif, tergantung dari jenjang
manajerial manakah dimulainya.
Informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang digunakan untuk
suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk
melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya.
Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis
atau sinyal elektronis. Pengertian informasi dan data berlaku sangat relatif
tergantung pada posisinya terhadap lingkup permasalahannya. Jenis-jenis
informasi dapat dipandang dari 3 segi yaitu manajerial, sumber dan rutinitasnya.
Dari segi manajerialnya dibagi tiga jenis:
1. informasi strategis
2. informasi taktis
3. informasi operasional
Informasi strategis adalah informasi yang digunakan untuk kegiatan
manajerial tingkat atas (top manajemen) dan umumnya mempunyai daya jangkau
untuk waktu 5 sampai 15 tahun bahkan mungkin 75 tahun. Informasi taktis
digunakan untuk manajerial tingkat menengah (midle manajemen) pada umumnya
dengan daya jangkau satu tahun. Sedangkan informasi operasional adalah
informasi yang digunakan oleh kegiatan manajerial tingkat bawah (low
manajerial) dan pada umumnya mempunyai daya jangkau dalam hitungan
beberapa hari.
Informasi dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua jenis: internal dan
eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan
(profile), dan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada
tidaknya perubahan di luar organisasi itu. Informasi eksternal lebih banyak
digunakan oleh kegiatan manajerial tingkat atas. Jenis informasi dibagi menjadi
informasi insendentil dan rutin. Informasi rutin digunakan secara periodik
terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah-maslaah rutin. Infomasi
insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah-masalah khusus.
Pengertian sistem informasi dapat dilihat dari segi fisik dan fungsinya.
Dari segi fisiknya dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling
mendukung untuk menghasilkan suatu produk.
Sedangkan dari segi fungsi informasi merupakan suatu proses berurutan
dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi/desiminasi.
Selanjutnya sistem informasi dikatakan berdaya guna jika mampu menghasilkan
informasi yang baik, tinggi akurasinya, tepat waktu, lengkap dan ringkas isinya.
Akurasi adalah ukuran berupa rasio antara jumlah informasi yang benar
dan tidak benar. Suatu sistem dikatakan mempunyai akurasi tinggi apabila
akurasinya sebesar 95%. Namun akurasi tinggi tidak akan berguna apabila
kedatangannya terlambat dan tidak teratur. Oleh karena itu sistem informasi
dituntut untuk lengkap, ringkas dan teratur sehingga tidak memusingkan
pengguna informasi tersebut.
2. Azaz -azaz sistem informasi
Azaz -azaz di sini berupa prinsip yang menjiwai sistem informasi baik
pengembangan, pemeliharaan dan peng- operasiannya.
Untuk lingkungan perpustakaan ada lima azaz yaitu:
1. azaz satu pengelola,
2. kepekaan.
3. kesederhanaan, dan
Azaz pengelola. Suatu sistem informasi dapat diselenggarakan apabila
ada suatu unit kerja yang diberi tanggug jawab untuk mengelolanya.Tugas penge-
lola ini adalah melaksanakan koordinasi dalam pengembangan, pemeliharaan dan
pengoperasian, melayani permintaan data, pengembangan teknik atau metode
analisis dalam rangka pendayagunaan informasi, dan bertanggung jawab atas
semua kualitas data dan informasi yang dihasilkan.
Azaz kepekaan. Sistem informasi dapat berguna apabila memberi layanan
sesuai dengan apa yang seharusnya diperlukan. Untuk itu diperlukan peremajaan
(update) agar penyusunan informasi sesuai dengan keadaan lapangan. Suatu
mekanisme yang harmonis antara sumber data dengan pusat pe-nyimpanan data
harus saling menguntungkan. Dalam pada itu informasi yang dihasilkan harus
mempunyai beragam bentuk dan secara langsung mampu memberikan semacam
"warning" kepada penerima informasi tentang adanya faktor-faktor negatif yang
perlu segera ditanggulangi.
Azaz kesederhanaan. Sistem informasi harus tersusun dari serangkaian
perangkat keras, perangkat lunak dan juga prosedur yang mudah dimengerti
maupun dioperasikan serta dipelihara oleh seluruh unit kerja, agar dapat dihindari
kemungkinan kesalahpahaman atau peluang terjadinya penyimpangan. Untuk itu
harus ada ketentuan yang jelas dan sistematik dalam membantu terselenggaranya
perputaran roda sistem informasi manajemen.
Dari semua pengertian dasar dan azaz-azaz ini, serta saling keterkaitan
yang terkandung di dalamnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan di mana
secara ringkas dapat dinyatakan bahwa:
1. Ouput dari sistem informasi adalah informasi. Relevansi dan kualitas
informasi yang dihasilkan tergantung sepenuhnya pada keinginan manusia.
Sistem informasi harus mengandung empat komponen, yaitu: data, pe-rangkat
keras, perangkat lunak, dan manusia. Perangkat keras maupun perangkat
lunak hanya merupakan alat bantu yang tidak akan melakukan apapun apabila
tidak ada data yang diproses dan tidak ada yang memerintahkan. Ada tiga
peranan manusia yang diperlukan oleh sistem informasi yatiu sebagai pemberi
data, pengolah, dan pengguna data. Ketiga peranan ini merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan di mana yang satu tidak merasa lebih penting
dari yang lain. Peranan ini tidak ada hubungannya dengan jabatan struktural
dan berlaku sangat relatif terhadap lingkup permasalahannya.
2. Sistem informasi harus mempunyai kejelasan tujuan dan bukan berarti
komputerasasi total. Komputerisasi hanya dikenakan secara selektif terhadap
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan data yang berskala besar tapi
memerlukan proses yang menuntut ketelitian dan kecepatan tinggi di mana
pekerjan secara manual sudah tidak mungkin dipertahankan.
3. Sistem informasi adalah proses yang berlangsung secara periodik dan
beroperasi dalam suatu siklus yang bergerak secara teratur. Oleh karena itu,
suatu sistem informasi lebih beroreintasi pada informasi yang bersifat rutin.
4. Sistem informasi memerlukan satu pengelola yang berperanan sebagai
koordinator baik dalam pemeliharaan maupun dalam pengembangannya. Ini
berarti bahwa sistem informasi perlu diwadahi dalam bentuk fungsi tersendiri
dari suatu organisasi atau unit kerja.
Dari konsepsi teoritis diatas jika dikaitkan dengan pengelolaan
perpustakaan maka system informasi diperpustakaan harus di kelola oleh tenaga
yang professional yang memiliki keahlian dalam menata dan menyimpan
literature sehingga memudahkan pengunjung dalam mencari literature yang di
perlukan. Dalam penyimpanan penataan buku sebagaimana perlu di ingat aspek-
aspek kepekaan, dalam arti dalam menata buku harus mampu memberikan
pelayanan terbaik baik para pengunjung, aspek Kesederhanaan artinya penataan
buku harus memudahkan para pengunjung dalam mencari literaturnya sebab yang
mereka butuhkan adalah informasi.
C. Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sistem informasi berbasis computer secara sederhana adalah segala bentuk
penyajian informasi dengan menggunakan media computer hal ini dilakukan untuk
memudahkan serta kerapihan kearsipan yang mungkin dapat berguna di kemudian hari.
Syarat berjalannya system informasi berbasisi computer adalah :
1. Basic Data
Data merupakan input dalam sistem informasi berbasis computer yang
kemudian akan di olah menjadi informasi yang lebih mudah di fahami oleh
pihak lain. Contoh basic data adalah :
a. Profile Sekolah
b. Data Base Kurikulum
c. Data Base Siswa yang ada
d. Data Base Guru
e. Data Base Nilai
2. Hardware
Hardware atau perangkat keras merupakan alat yang di gunakan untuk
menyimpan data-data yang akan di oleh menjadi informasi. Contoh
hardware
a. Monitor
b. CPU
c. Keyboard
d. Mouse
e. Hard Disk
f. Stabilizer
g. UPS
h. Flashdisk
3. Software
Software atau perangkat lunak merupakan program yang dapat digunakan
untuk mengolah data. Contoh software :
a. Microsoft Acces
b. Microsoft Excel
c. Microsoft Word
d. Microsoft Power Point
e. Visual Basic
4. Operator
Operator adalha orang yang dapat mengoperasikan computer dan mampu
mengolah data menjadi informasi yang lebih mudah untuk di fahami
D. Kendala-kendala berkaitan dengan SIM berbasis IT
Seperti telah di ulas sebelumnya bahwa terdapat perbedaan antara sekolah
swasta dengan sekolah negeri, bagi sekolah negeri untuk mengadakan fasilitas teknologi
informasi mungkit tidak begitu sulit hal ini berbeda dengan sekolah swasta untuk
mengadakan fasilitas teknologi informasi mereka harus cermat dalam mengalokasikan
sumber dana sebab di sekolah swasta tenaga pengajarnya pun lebih banya guru swasta.
E. Penutup
Keberdaan teknologi informasi dirasakan sangan perlu dan sangat membantu
dalam pelaksanaan manajerial sekolah, jika hal ini dilakukan pihak sekolah akan sangan
mudah dalam memberikan informasi kepada pihak lain atau pihak sekolah akan sangat
mudah mengakses informasi yang datangnya dari luar yang mungkin sangat berguna bagi
perkembangan sekolah.
Disamping itu dengan adanya system infomasi berbasis computer juga akan
meningkatkan daya saing sekolah juga dapat meningkatkan pelayanan bagi para peserta
didik dilingkungan sekolah bersangkutan.
Senin, 04 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar